THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 22 Juli 2010

Cara menghitung subneting IP

Berikut Adalah bahan Bacaan RINGAN Tentang Perhitungan Subnetting, yang menurut saya bagus untuk di jadikan referensi.

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19

Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet

192.168.1.0

192.168.1.64

192.168.1.128

192.168.1.192
Host Pertama

192.168.1.1

192.168.1.65

192.168.1.129

192.168.1.193
Host Terakhir

192.168.1.62

192.168.1.126

192.168.1.190

192.168.1.254
Broadcast

192.168.1.63

192.168.1.127

192.168.1.191

192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24

Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet

172.16.0.0

172.16.64.0

172.16.128.0

172.16.192.0
Host Pertama

172.16.0.1

172.16.64.1

172.16.128.1

172.16.192.1
Host Terakhir

172.16.63.254

172.16.127.254

172.16.191.254

172.16.255.254
Broadcast

172.16.63.255

172.16.127.255

172.16.191.255

172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan ;)

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya ;)

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2

Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.

Source Mas Rommy.

REFERENSI

1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.

Berikut soal latihan, tentukan :
a) Alamat Subnet Mask,
b) Alamat Subnet,
c) Alamat Broadcast,
d) Jumlah Host yang dapat digunakan,
e) serta Alamat Subnet ke-3

dari alamat sebagai berikut:
1. 198.53.67.0/30
2. 202.151.37.0/26
3. 191.22.24.0/22

Saya coba berhitung-hitung seperti demikian ;-)

1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:

Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 host
Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…
Host dan broadcast yang valid:


Maka dari perhitungan diperoleh:

* Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252
* Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252
* Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255
* Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128
* Alamat Subnet ke-3: 198.53.67.8

2.202.151.37.0/26 -> IP class C

Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 22 = 4 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192
Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:

* Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192
* Alamat Subnet: 202.151.37.0, 202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192
* Alamat Broadcast: 202.151.37.63, 202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255
* Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62 = 248
* Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128

3.191.22.24.0/22 –> IP class B
Subnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 host
Jumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…

Alamat host yang valid:

* Alamat Subnet Mask: 255.255.252.0
* Alamat Subnet: 191.22.24.0, 191.22.24.4, 191.22.24.8, …, 191.22.24.252
* Alamat Broadcast: 191.22.24.3, 191.22.24.7, 191.22.24.11, …, 191.22.24.255
* Jumlah host yang dapat digunakan: 2×64 = 128
* Alamat Subnet ke-3: 191.22.24.8

Converter calculators: Decimal to Binary Binary to Hexadecimal Hexadecimal to Binary Related links The crims calculator Analisis statistik Bali-Duo Handicrafts Netter City - Links Directory Merubah Decimal menjadi Binary , Binary menjadi Hexadecimal dan Hexadecimal menjadi Binary

Ada pepatah mengatakan, Banyak jalan menuju Roma...
begitu pula untuk "Perhitungan", Banyak cara untuk melakukannya...

Di sini saya hanya mencoba memberikan langkah mudah untuk melakukan beberapa perhitungan seperti, merubah angka desimal untuk dijadikan angka binari, dari binari dijadikan hexadesimal dan merubah hexadesimal menjadi binari.
Mungkin yg sering bergelut dalam bidang ini, akan sudah sangat mengerti betul bagaimana langkah-langkah perhitungan di atas. Tetapi ada kalanya kita memerlukan hasil yang serba cepat dalam melakukan itu dengan tujuan menyingkat waktu kerja kita.
Di sini saya akan mencoba menjabarkan langkah-langkah cepat untuk melakukan perhitungan-perhitungan tersebut, walaupun saya tidak begitu paham tetang apa itu bilangan decimal, binari maupun hexadecimal. Saya hanya ingin membantu anda yang berkeperluan di bidang ini.
Jadi saya berusaha menyediakan pasilitas ini untuk kalangan yang masih awam atau bahkan masih tidak bisa mengerjakan perhitungan seperti di atas.

Tidak ada hal yang benar-benar sulit, karena saya pun hanya dengan bertanya dan belajar dalam waktu semalam, mampu memberikan solusi yang saya harap bisa membantu menghemat waktu kerja anda.

Nah saya akan jabarkan langkah-langkah mudah untuk melakukan perhitungan-perhitungan seperti di atas.

# Decimal ke Binary

Contoh: 149 = 10010101
Dari anka desimal di atas, untuk mendapakan hasil 8bit binari: 10010101 ada beberapa langkah yang perlu kita lakukan,
Secara dasar kita hanya perlu membagi 2 angka awal, dan menyimpan sisa pembagian sebanyak 8 kali (di urut dari belakang).
lengkapnya:
149 / 2 = 74.5 => sisa : 1
74 / 2 = 37 => sisa : 0
37 / 2 = 18.5 => sisa : 1
18 / 2 = 9 => sisa : 0
9 / 2 = 4.5 => sisa : 1
4 / 2 = 2 => sisa : 0
2 / 2 = 1 => sisa : 0
1 / 2 = 0.5 => sisa :1

nah, sangat mudah bukan... jadi kita tinggal mengkombinasikan sisa-sisa pembagian, dengan mengurutkannya dari belakang. Sehingga membentuk anka 8bit binari: 10010101 .

# Binari ke Hexadesimal

untuk perhitungan ini saya hanya berharap anda mau menghafal atau paling tidak menyimpan tabel di bawah ini.
Hex F E D C B A 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Binari 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001
Decimal 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

menghafal tabel di atas saya maksudkan karena tidak begitu mudah mengingat perubahan Binari ke Hexadesimal dari 1 - F, tetapi tidak begitu sulit pula untuk menyimpan tabel di atas untuk digunakan kemudian hari. Saya pun tidak ada menghapus tabel di atas, karena saya merasa tidak gampang mendapatkannya. : )

Tabel di atas ini saya namakan tabel sakti, karena dari tabel tersebut kita hanya perlu mengkelompokan angka per kolom, tanpa perlu banyak berpikir lagi. Jadi simpanlah tabel ini baik-baik.

Dalam melakukan perhitungan binari ke hexa, kita perlu melakukan 1 hal dasar. Misalkan kita akan merubah 8bit binari: 10101001 ke hexadesimal.
Pertama kita perlu membagi binari per quartet (kita ambil 4digit),
dari 4 digit pertama, kita mendapat 1010, dan 4 digit ke-dua, kita mendapat 1001.
Sekarang kita gunakan tabel sakti, cari angka yang sesuai dengan quartet pertama dan quartet ke-dua. Sehingga kita mendapatkan nilai Hexadesimal = A9
Sangat mudah bukan, kita hanya tinggal menarik telunjuk ke atas dari nilai2 binari yang telah kita bagi menjadi dua bagian.

# Hexadesimal ke Binari

Wah.. untuk perhitungan ini sama saja dengan cara di atas. Jika anda sudah paham dengan cara menghitung Binari ke Hexadesimal, maka tinggal memutar-balik cara perhitungannya saja.
Gampang kan? gitu aja kok repot...


Banyak latihan akan membawa anda menuju keberhasilan.
Untuk penjelasan-pejelasan lebih merinci tentang decimal, binari dan hexadesimal, anda bisa tanyakan ke guru-guru pembimbing anda. Jangan tanyakan pada saya karena saya juga tidak begitu paham tentang itu, hanya sebatas ini saja saya bisa membantu anda.


Baiklah, dengan memahami penjelasan di atas anda akan bisa menghitung dengan mudah perhitungan-perhitungannya.

Menghitung IP Subnetting dengan Ipcalc

Seorang administrator yang mengelola jaringan sering merasa perlu membagi jaringan mereka menjadi bagian lebih kecil (disebut subnetwork) dalam rangka memberikan fleksibilitas addressing dan optimalisasi jaringan.

Melalui subnetting, sebuah address jaringan (network address) tunggal dipecah mejadi banyak subnetwork atau disingkat subnet.

Untuk menerapkan subnetting pada jaringan, perlu melakukan perhitungan subnet berserta host didalamnya.

Info:
Bagi yang belum paham betul tentang konsep subnetting, silakan baca artikel dari pak Romi Satria Wahono disini

Artikel kali ini, penulis akan menujukkan cara yang lebih mudah dalam menghitung subnet beserta host dengan menggunakan aplikasi ipcalc, dengan menggunakan aplikasi tersebut, kita tidak perlu lagi melakukan perhitungan manual dalam menentukan ip address dan broadcast untuk masing-masing subnet yang ada. Ipcalc mengambil alamat IP dan netmask dan dikalkulasi untuk mendapatkan hasil broadcast, network, Cisco wildcard mask, dan ketersediaan host.

Catatan:
Penulis menjalankan ipcalc di atas distro TeaLinuxOS 2.0 “Black Tea”, silakan download paket ipcalc sesuai dengan distro Linux yg digunakan.

Berikut ini cara penggunaan aplikasi ipcalc:

Untuk melihat penjelasan opsi yang terdapat di ipcalc perintahnya sebagai berikut:

$ ipcalc -h

Penjelasannya:

* b : tidak manampilkan nilai binari dari suatu alamat ip.

* s : menampilkan hasil hitung nilai subnet sesuai dengan masukkan jumlah host.

* r : menampilkan network yang ada sesuai range ip yang dimasukkan.


Latihan 1:
Untuk mengetahui range ip address jaringan 192.168.10.0/24, ketikkan perintah berikut:

$ ipcalc 192.168.10.0/24

Output:

Address: 192.168.10.0 11000000.10101000.00001010.00000000
Netmask: 255.255.255.0 = 24 11111111.11111111.11111111.00000000
Wildcard: 0.0.0.255 00000000.00000000.00000000.11111111
=>
Network: 192.168.10.0/24 11000000.10101000.00001010.00000000
HostMin: 192.168.10.1 11000000.10101000.00001010.00000001
HostMax: 192.168.10.254 11000000.10101000.00001010.11111110
Broadcast: 192.168.10.255 11000000.10101000.00001010.11111111
Hosts/Net: 254 Class C, Private Internet


Jika tidak ingin outputnya menampilkan nilai binari alamat ip tambahkan opsi -b.

Contoh:

$ ipcalc -b 192.168.10.0/24

Ouput:

Address: 192.168.10.0
Netmask: 255.255.255.0 = 24
Wildcard: 0.0.0.255
=>
Network: 192.168.10.0/24
HostMin: 192.168.10.1
HostMax: 192.168.10.254
Broadcast: 192.168.10.255
Hosts/Net: 254 Class C, Private Internet


Penjelasan:
Dari output di atas, dapat dilihat range ip address yag bisa digunakan dimulai dari 192.168.10.1 sampai 192.168.10.254, broadcast 192.168.10.255 dan jumlah host yang tersedia sebanyak 254 host.


Latihan 2:
Sebuah jaringan dengan alamat jaringan 192.168.15.0 ingin dibagi menjadi 2 subnet, dimana kedua subnet tersebut masing-masing memiliki host sebanyak 30. Untuk mendapatkan solusinya, ketikkan perintah berikut:

$ ipcalc -bs 30 30 192.168.15.0

Output:


Address: 192.168.15.0
Netmask: 255.255.255.0 = 24
Wildcard: 0.0.0.255
=>
Network: 192.168.15.0/24
HostMin: 192.168.15.1
HostMax: 192.168.15.254
Broadcast: 192.168.15.255
Hosts/Net: 254 Class C, Private Internet

1. Requested size: 30 hosts
Netmask: 255.255.255.224 = 27
Network: 192.168.15.0/27
HostMin: 192.168.15.1
HostMax: 192.168.15.30
Broadcast: 192.168.15.31
Hosts/Net: 30 Class C, Private Internet

2. Requested size: 30 hosts
Netmask: 255.255.255.224 = 27
Network: 192.168.15.32/27
HostMin: 192.168.15.33
HostMax: 192.168.15.62
Broadcast: 192.168.15.63
Hosts/Net: 30 Class C, Private Internet

Needed size: 64 addresses.
Used network: 192.168.15.0/26
Unused:
192.168.15.64/26
192.168.15.128/25

Penjelasan:

* Request size pertama, ip dimulai dari 192.168.15.1 sampai dengan 192.168.15.30, dan ip broadcast adalah 192.168.15.31.

* Request size kedua, ip dimulai dari 192.168.15.33 sampai dengan 192.168.15.62, dan ip broadcast 192.168.15.63.

* Mengapa ip 192.168.15.32 dilewatkan, dan bukan dijadikan ip pertama dari subnet kedua? karena ip 192.168.15.32 dijadikan alamat jaringan untuk subnet kedua.


Demikian contoh cara menghitung ip subnetting dengan menggunakan aplikasi ipcalc, silakan Anda ekplorasi sendiri. agar lebih mahir dalam melakukan perhitungan ip subnetting, cobalah dengan contoh kasus yang lebih menantang lagi.

sumber :http://www.doscom.org/2010/04/menghitung-ip-subnetting-dengan-ipcalc.html

Rabu, 21 Juli 2010

Konversi Bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal

Konversi Bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal. Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0 sampai 9 berturut2. Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah 10, 11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan berbasis 10. Contoh penulisan bilangan desimal : 1710. Ingat, desimal berbasis 10, maka angka 10-lah yang menjadi subscript pada penulisan bilangan desimal.

Bilangan biner adalah bilangan yang hanya menggunakan 2 angka, yaitu 0 dan 1. Bilangan biner juga disebut bilangan berbasis 2. Setiap bilangan pada bilangan biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit. Contoh penulisan : 1101112

Bilangan oktal adalah bilangan berbasis 8, yang menggunakan angka 0 sampai 7. Contoh penulisan : 178

Bilangan heksadesimal, atau bilangan heksa, atau bilangan basis 16, menggunakan 16 buah simbol, mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari A sampai F. Jadi, angka A sampai F merupakan simbol untuk 10 sampai 15. Contohpenulisan : C516

langsung saja ambil sebuah contoh bilangan desimal yang akan dikonversi ke biner. Setelah itu, akan saya lakukan konversi masing2 bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal.

Misalkan bilangan desimal yang ingin saya konversi adalah 2510.

Maka langkah yang dilakukan adalah membagi tahap demi tahap angka 2510 tersebut dengan 2, seperti berikut :

25 : 2 = 12,5

Jawaban di atas memang benar, tapi bukan tahapan yang kita inginkan. Tahapan yang tepat untuk melakukan proses konversi ini sebagai berikut :

25 : 2 = 12 sisa 1. —–> Sampai disini masih mengerti kan?

Langkah selanjutnya adalah membagi angka 12 tersebut dengan 2 lagi. Hasilnya sebagai berikut :

12 : 2 = 6 sisa 0. —–> Ingat, selalu tulis sisanya.

Proses tersebut dilanjutkan sampai angka yang hendak dibagi adalah 0, sebagai berikut :

25 : 2 = 12 sisa 1.

12 : 2 = 6 sisa 0.

6 : 2 = 3 sisa 0.

3 : 2 = 1 sisa 1.

1 : 2 = 0 sisa 1.

0 : 2 = 0 sisa 0…. (end)

Nah, setelah didapat perhitungan tadi, pertanyaan berikutnya adalah, hasil konversinya yang mana? Ya, hasil konversinya adalah urutan seluruh sisa-sisa perhitungan telah diperoleh, dimulai dari bawah ke atas.

Maka hasilnya adalah 0110012. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis, sehingga hasilnya menjadi 110012. Sip?

Lanjut…..sekarang saya akan menjelaskan konversi bilangan desimal ke oktal.

Proses konversinya mirip dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini pembaginya adalah 8. Misalkan angka yang ingin saya konversi adalah 3310. Maka :

33 : 8 = 4 sisa 1.

4 : 8 = 0 sisa 4.

0 : 8 = 0 sisa 0….(end)

Hasilnya? Coba tebak…418!!!

Sekarang tiba waktunya untuk mengajarkan proses konversi desimal ke heksadesimal…

Seperti biasa, langsung saja ke contoh. Hehe…

Misalkan bilangan desimal yang ingin saya ubah adalah 24310. Untuk menghitung proses konversinya, caranya sama saja dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini angka pembaginya adalah 16. Maka :

243 : 16 = 15 sisa 3.

15 : 16 = 0 sisa F. —-> ingat, 15 diganti jadi F..

0 : 16 = 0 sisa 0….(end)

Nah, maka hasil konversinya adalah F316. Mudah, bukan?

—————————————————————————————————————————————-

Fiuh..Lanjut lagi…

Sekarang kita beralih ke konversi bilangan biner ke desimal. Proses konversi bilangan biner ke bilangan desimal adalah proses perkalian setiap bit pada bilangan biner dengan perpangkatan 2, dimana perpangkatan 2 tersebut berurut dari kanan ke kiri bit bernilai 20 sampai 2n.

Langsung saja saya ambil contoh bilangan yang merupakan hasil perhitungan di atas, yaitu 110012. Misalkan bilangan tersebut saya ubah posisinya mulai dari kanan ke kiri menjadi seperti ini.

1

1

1

Nah, saatnya mengalikan setiap bit dengan perpangkatan 2. Ingat, perpangkatan 2 tersebut berurut mulai dari 20 sampai 2n, untuk setiap bit mulai dari kanan ke kiri. Maka :

1 ——> 1 x 20 = 1

0 ——> 0 x 21 = 0

0 ——> 0 x 22 = 0

1 ——> 1 x 23 = 8

1 ——> 1 x 24 = 16 —> perhatikan nilai perpangkatan 2 nya semakin ke bawah semakin besar

Maka hasilnya adalah 1 + 0 + 0 + 8 + 16 = 2510.

Nah, bandingkan hasil ini dengan angka desimal yang saya ubah ke biner di awal tadi. Sama bukan?

—————————————————————————————————————————————-

Sudah ini, sudah itu, sekarang….nah, konversi bilangan biner ke oktal. hehe…siap?

Untuk merubah bilangan biner ke bilangan oktal, perlu diperhatikan bahwa setiap bilangan oktal mewakili 3 bit dari bilangan biner. Maka jika kita memiliki bilangan biner 1101112 yang ingin dikonversi ke bilangan oktal, langkah pertama yang kita lakukan adalah memilah-milah bilangan biner tersebut, setiap bagian 3 bit, mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi seperti berikut :

110 dan 111

Sengaja saya buat agak berjarak, supaya lebih mudah dimengerti. Nah, setelah dilakukan proses pemilah2an seperti ini, dilakukan proses konversi ke desimal terlebih dahulu secara terpisah. 110 dikonversi menjadi 6, dan 111 dikonversi menjadi 7. Hasilnya kemudian digabungkan, menjadi 678,yang merupakan bilangan oktal dari 1101112…

“Tapi, itu kan kebetulan bilangan binernya pas 6 bit. Jadi dipilah2 3 pun masih pas. Gimana kalau bilangan binernya, contohnya, 5 bit?” Hehe…Gampang..Contohnya 110012. 5 bit kan? Sebenarnya pemilah2an itu dimulaidari kanan ke kiri. Jadi hasilnya 11 dan 001. Ini kan sebenarnya sudah bisa masing2 diubah ke dalam bentuk desimal. Tapi kalau mau menambah kenyamanan di mata, tambahin aja 1 angka 0 di depannya. Jadi 0110012. Tidakakan merubah hasil perhitungan kok. Tinggal dipilah2 seperti tadi. Okeh?

—————————————————————————————————————————————-

Selanjutnya adalah konversi bilangan biner ke heksadesimal.

Hmm…sebagai contoh, misalnya saya ingin ubah 111000102 ke bentuk heksadesimal. Proses konversinya juga tidak begitu rumit, hanya tinggal memilahkan bit2 tersebut menjadi kelompok2 4 bit. Pemilahan dimulai dari kanan ke kiri, sehingga hasilnya sbb :

1110 dan 0010

Nah, coba lihat bit2 tersebut. Konversilah bit2 tersebut ke desimal terlebih dahulu satu persatu, sehingga didapat :

1110 = 14 dan 0010 = 2

Nah, ingat kalau 14 itu dilambangkan apa di heksadesimal? Ya, 14 dilambangkan dengan E16.

Dengan demikian, hasil konversinya adalah E216.

Seperti tadi juga, gimana kalau bilangan binernya tidak berjumlah 8 bit? Contohnya 1101012? Yaa…Seperti tadi juga, tambahin aja 0 di depannya. Tidak akan memberi pengaruh apa2 kok ke hasilnya. Jadi setelah ditambah menjadi 001101012. Selanjutnya, sudah gampang kan?

—————————————————————————————————————————————-

Selanjutnya, konversi bilangan oktal ke desimal. Hal ini tidak terlalu sulit. Tinggal kalikan saja setiap bilangan dengan perpangkatan 8. Contoh, bilangan oktalyang akan dikonversi adalah 718. Maka susunannya saya buat menjadi demikian :

1

7

dan proses perkaliannya sbb :

1 x 80 = 1

7 x 81 = 56

Maka hasilnya adalah penjumlahan 1 + 56 = 5710.

—————————————————————————————————————————————-

Habis konversi oktal ke desimal, maka saat ini giliran oktal ke biner. Hehe..

Langsung ke contoh. Misalkan saya ingin mengubah bilangan oktal 578 ke biner. Maka langkah yang saya lakukan adalah melakukan proses konversi setiap bilangan tersebut masing2 ke 3 bit bilangan biner. Nah, angka 5 jika dikonversi ke biner menjadi….? 1012. Sip. Nah, 7, jika dikonversi ke biner menjadi…? 1112. Mantap. Maka hasilnya adalah 1011112 Jamin benar deh….

—————————————————————————————————————————————-

Hmm…berarti…sekarang giliran konversi oktal ke heksadesimal.

Untuk konversi oktal ke heksadesimal, kita akan membutuhkan perantara, yaitu bilangan biner. Maksudnya? Maksudnya adalah kita konversi dulu oktal ke biner, lalu konversikan nilai biner tersebut ke nilai heksadesimalnya. Nah, baik yang konversi oktal ke biner maupun biner ke heksadesimal kan udah dijelaskan. Coba buktikan, bahwa bilangan oktal 728 jika dikonversi ke heksadesimal menjadi 3A16. Bisa kan? Bisa dong…

—————————————————————————————————————————————-

Selanjutnya adalah konversi bilangan heksadesimal ke desimal.

Untuk proses konversi ini, caranya sama saja dengan proses konversi biner ke desimal, hanya saja kali ini perpangkatan yang digunakan adalah perpangkatan 16, bukan perpangkatan 2. Sebagai contoh, saya akan melakukan konversi bilangan heksa C816 ke bilangan desimal. Maka saya ubah dulu susunan bilangan heksa tersebut, mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi sebagai berikut :

8

C

dan kemudian dilakukan proses perkalian dengan perpangkatan 16, sebagai berikut :

8 x 160 = 8

C x 161 = 192 ——> ingat, C16 merupakan lambang dari 1210

Maka diperolehlah hasil konversinya bernilai 8 + 192 = 2002.

—————————————————————————————————————————————-

Tutorial berikutnya, konversi dari heksadesimal ke biner.

Dalam proses konversi heksadesimal ke biner, setiap simbol dalam heksadesimal mewakili 4 bit dari biner. Misalnya saya ingin melakukan proses konversi bilangan heksa B716 ke bilangan biner. Maka setiap simbol di bilangan heksa tersebut saya konversi terpisah ke biner. Ingat, B16 merupakan simbol untuk angka desimal 1110. Nah, desimal 1110 jika dikonversi ke biner menjadi 10112, sedangkan desimal 710 jika dikonversi ke biner menjadi 01112. Maka bilangan binernya adalah 101101112, atau kalau dibuat ilustrasinya seperti berikut ini :

B 7 —-> bentuk heksa

11 7 —-> bentuk desimal

1011 0111 —-> bentuk biner

Minggu, 11 April 2010

dianta malam

saya merasa sendiri
bagai semua telah menghilang pergi
saya berharap tentang harap saya dikala pagi tadi dapat tergapai
mengenai malam ini saya ingin bermimpi
bisa temuimu walau cuma sekedar mimpi
dan diantara serpihan ingatan tentangmu
saya coba tuk melihat apa-apa yg kita lalui dulu

sedang itu hati saya berkecamuk
berkata untuk apa saya lakukan semua itu
padahal kamu dengannya
dan dulu kamu hanya memberiku harapan palsu
tapi apa yg telah dulu kamu beri
seperti terpancar sebuah ketulusan yang indah

bayangmu yg mengabur

saya tatap hari-hari kemarin
dimana saya temukan teman yg terima apa adanya
tak perlu bertopeng kepalsuan

saya juga lihat dan rasakan
semua yg kita lalui berakhir
saya berharap semua akan terangkai indah
tapi tetap itu mengabur
telah kita coba tuk menyatukan
tapi itu tetap mengabur
berubah dari nyata menjadi bayang dan kini tetap mengabur
namun dalam kalbu
saya terus coba dan akan berharap
kita bisa satukan jalinan indah yg telah mengabur itu....

Jumat, 05 Maret 2010

my biodata

Nama qu seh .... tpii pnggil aja dreall nma itu di ampil dari kat dream ama all, knapa itu coz aq suka bgt nulis ato ngyal.aq ini anak smk di cibinong, nah dengan lahirnya 4 february 94 aq termasuk anak yang masih muda coz udah kelas 1 smk tpi krna ditambah bdan yg kcil jdi tmbah kumpit deh ama umur.....
Sebagai seorang pelajar aq sneng banget baca buku tapi belajarnya juga gag di tinggalin (kalo inget oR mao ulangan seh hehehe), aq juga benci banget Rnang mka' bdan qu kcil tapi gag apa2 seh...
Aq juga pnya temen2 sekelas yg gokil nd kocak bgt, yg psti mReka itu udh kaya sdara qu biaR kadang2 ngeselin, tapi gag slam.a mreka baik ampe aq slalu di kasih contekan mulu kadang mereka i2 jhad bgt, pi ga ap2 cos i2 jga bkin aq tmbah dwasa.
owh ya kalo klian tau ada lomba bkin cerpen ksih tau ya.....
Thanks bgt buat yang udah luangin waktu bwad bca .............
dadadaahhhhhhhhhhh

Minggu, 21 Februari 2010

security wireless

aringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukanberbagai aktifitas yang biasanya ilegal menggunakan wifi. Pada artikel ini akan dibahas berbagai jenis aktivitas dan metode yang dilakukan para hacker wireless ataupun para pemula dalam melakukan wardriving. Wardriving adalah kegiatan atau aktivitas untuk mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap jaringan wireless tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan untuk maksud-maksud tertentu mulai dari rasa keingintahuan, coba coba, research, tugas praktikum, kejahatan dan lain lain.


Kelemahan Wireless

Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Penulis sering menemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user/password untuk administrasi wireless tersebut. WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPA-PSK dan LEAP yang dianggap menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan metode dictionary attack secara offline. Beberapa kegiatan dan aktifitas yang dilakukan untuk mengamanan jaringan wireless antara lain:

1. Menyembunyikan SSID

Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal ini tidaklah benar, karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna. Pada saat saat tertentu atau khususnya saat client akan terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication) dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk plain text (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk mendapatkan ssid yang dihidden antara lain, kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack , void11 dan masih banyak lagi.

2. Keamanan wireless hanya dengan kunci WEP

WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP
memiliki berbagai kelemahan antara lain :
* Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
* WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
* Masalah initialization vector (IV) WEP
* Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)

WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit.

Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain :

- Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan.

- Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.

- Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang seringdilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat.Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai jarang ditemui di toko-toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.

3. Keamanan wireless hanya dengan kunci WPA-PSK atau WPA2-PSK
WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci
WEP. Ada dua jenis yakni WPA personal (WPA-PSK), dan WPA-RADIUS. Saat ini yang sudah dapat di crack adalah WPA-PSK, yakni dengan metode brute force attack secara offline. Brute force dengan menggunakan mencoba-coba banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika passphrase yang yang digunakan wireless tersebut memang terapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. Untuk mencegah adanya serangan terhadap keamanan wireless menggunakan WPA-PSK, gunakanlah passphrase yang cukup panjang (satu kalimat).

*) Tools yang sangat terkenal digunakan melakukan serangan ini adalah CoWPAtty (
memerlukan daftar kata atau wordlist, dapat di ambil dari http://wordlist.sourceforge.net/

4. MAC Filtering

Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC
Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi
wireless, karena MAC address sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah.
Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt network utilitis, regedit, smac,
machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing atau mengganti
MAC address. Penulis masih sering menemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya
digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan
menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat
diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung ke Access point dengan
mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC adress
tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi.

5. Captive Portal

Infrastruktur Captive Portal awalnya didesign untuk keperluan komunitas yang
memungkinkan semua orang dapat terhubung (open network). Captive portal sebenarnya merupakan mesin router atau gateway yang memproteksi atau tidak mengizinkan adanya trafik hingga user melakukan registrasi/otentikasi. Berikut cara kerja captive portal :
* user dengan wireless client diizinkan untuk terhubung wireless untuk mendapatkan IP address (DHCP)
* block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis web) yang terletak pada jaringan kabel.
* redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal
* setelah user melakukan registrasi atau login, izinkan akses ke jaringan (internet)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bahwa captive portal hanya melakukan tracking koneksi client berdasarkan IP dan MAC address setelah melakukan otentikasi. Hal ini membuat captive portal masih dimungkinkan digunakan tanpa otentikasi karena IP dan MAC adress dapat dispoofing. Serangan dengan melakukan spoofing IP dan MAC. Spoofing MAC adress seperti yang sudah dijelaskan pada bagian 4 diatas. Sedang untuk spoofing IP, diperlukan usaha yang lebih yakni dengan memanfaatkan ARP cache poisoning, kita dapat melakukan redirect trafik dari client yang sudah terhubung sebelumnya. Serangan lain yang cukup mudah dilakukan adalah menggunakan Rogue AP, yaitu mensetup Access Point (biasanya menggunakan HostAP) yang menggunakan komponen informasi yang sama seperti AP target seperti SSID, BSSID hingga kanal frekwensi yang digunakan. Sehingga ketika ada client yang akan terhubung ke AP buatan kita, dapat kita membelokkan trafik ke AP sebenarnya. Tidak jarang captive portal yang dibangun pada suatu hotspot memiliki kelemahan pada konfigurasi atau design jaringannya. Misalnya, otentikasi masih menggunakan plain text (http), managemen jaringan dapat diakses melalui wireless (berada pada satu network), dan masih banyak lagi. Kelemahan lain dari captive portal adalah bahwa komunikasi data atau trafik ketika sudah melakukan otentikasi (terhubung jaringan) akan dikirimkan masih belum terenkripsi, sehingga dengan mudah dapat disadap oleh para hacker. Untuk itu perlu berhati-hati melakukan koneksi pada jaringan hotspot, agar mengusahakan menggunakan komunikasi protokol yang aman seperti https,pop3s, ssh, imaps dst.

SEAEDUNET

Sarana yang dibutuhkan di dalam program ini adalah:
 1. koneksi ke SEA EduNet dengan perangkat:

    * 1 Set Parabola Mesh/Solid 10/12 feet
    * 1 unit DVB Receiver
    * 1 Unit PC Router
    * 1 Unit software Multicast

 2. perangkat Local Area Network yang menghubungkan seluruh PC yang digunakan pada program dengan seluruh server yang ada;
 3. 1 Unit Web Server untuk penyimpanan materi yang dikirimkan secara multicast dengan spesifikasi minimal:

    * Processor setara Intel Pentium 4
    * Memori 1 Gb
    * Hard Disk 250 Gb SATA

 4. komputer pada laboratorium berjumlah minimal 20 unit dengan spesifikasi minimal:

    * Processor setara Intel Celeron
    * Memori 256 Mb
    * Hard Disk 80 Gb

 5. LCD Projector dan layar projector
 6. Perangkat Wireless LAN yang terhubung dengan koneksi internet
 7. Perangkat video converence (minimal Webcam atau Handycam yang terhubung pada PC)
 8. Perangkat lunak legal, yang terinstalasi pada seluruh PC yang digunakan

    * Perangkat lunak server dan aplikasinya
    * Perangkat lunak untuk klien
    * Perangkat lunak aplikasi perkantoran
    * Perangkat lunak lainnya, sesuai dengan program yang dilaksanakan


3. Standar SDM
Sumber Daya Manusia di dalam program Pendidikan Jarak Jauh adalah sumber daya utama, karena disinilah proses pembelajaran itu bertumpu. Walaupun sistem yang digunakan menggunakan TIK, namun seluruh proses di belakangnya tetap dikendalikan oleh manusia. Apabila pengendali tidak memiliki keahlian yang memadai, maka dapat dipastikan proses juga akan mengalami kekacauan.
Secara umum, standar SDM untuk program ini adalah:

   1. memiliki kompetensi yang sesuai dengan materi yang diberikan;
   2. memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing;
   3. memiliki keterampilan dalam bidang Pendidikan Jarak Jauh sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing;
   4. mampu mengoperasikan komputer dan perangkat penunjang Pendidikan Jarak Jauh lain untuk mengelola informasi;
   5. mampu berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan (Minimal TOEFL 450);
   6. telah menyelesaikan diklat dalam bidang Pendidikan Jarak Jauh yang dilaksanakan oleh SEAMOLEC;
   7. memiliki kompetensi untuk menulis laporan dan menyebarkan informasi melalui media blog.

Khusus untuk SDM tertentu, standar yang digunakan adalah:
1. Dosen Pengampu/Koordinator Widyaiswara

    * memenuhi standar dari Ditjen Dikti/standard lain yang relevan untuk menjabat sebagai dosen pengampu/koordinator widyaiswara;
    * memiliki kemampuan untuk menerapkan Pendidikan Jarak Jauh pada mata kuliah/mata diklat yang diampu

2. Dosen pelaksana/Widyaiswara

    * memenuhi standar dari Ditjen Dikti/standard lain yang relevan untuk menjabat sebagai dosen pelaksana/widyaiswara;
    * memiliki kemampuan untuk menerapkan Pendidikan Jarak Jauh pada mata kuliah/mata diklat yang diajarkan;
    * memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan memanfaatkan perangkat TIK di luar waktu perkuliahan/pelatihan.

3. Perancang Pemelajaran (Instructional Designer)

    * pernah mengikuti pelatihan PEKERTI/AA atau pelatihan sejenis atau lulusan dari jurusan yang relevan;
    * mampu merancang pemelajaran berbasis Pendidikan Jarak Jauh.

4. IT Specialist

    * memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 (S1) untuk Mitra 150 dan Diploma 3 (D3) untuk Mitra 500;
    * memiliki sertifikat KKPI untuk kelas Instruktur;
    * memiliki sertifikat CCNA.

5. Tutor

    * memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 (S1) dan sesuai dengan jenjang pendidikan (misal, untuk jenjang S2, maka tutor harus minimal S2);
    * memiliki sertifikat KKPI untuk kelas Instruktur;
    * memiliki sertifikat kompetensi yang sesuai dengan matakuliah/diklat yang diberikan.

6. Asisten

    * memiliki kualifikasi akademik minimal Diploma 3 (D3);
    * memiliki sertifikat KKPI untuk kelas siswa;
    * memiliki sertifikat CCNA, minimal CCNA 2;
    * memiliki sertifikat JENI, minimal Jeni 2.

7. Teknisi

    * memiliki kualifikasi akademik minimal SLTA dan atau sedang/telah menempuh pendidikan Diploma 3 TKJ (D3 TKJ);
    * memiliki sertifikat KKPI untuk kelas siswa;
    * memiliki sertifikat CCNA, minimal CCNA 2;
    * memiliki sertifikat JENI, minimal Jeni 2.

Setelah penjelasan diatas, muncur pertanyaan, apa manfaat menjadi mitra SEAMOLEC tersebut ? Dan apa yang dapat diperoleh setiap institusi melalui program kemitraan dengan SEAMOLEC ?
Secara umum, manfaat yang diperoleh dari program kemitraan adalah:

   1. khusus untuk Mitra 500 dan 7000, Institusi yang tergabung akan menjadi pusat informasi mengenai program Pendidikan Jarak Jauh;
   2. untuk mitra 150, institusi yang tergabung akan dapat memperluas jangkauan program-program pendidikan dan pelatihan, baik yang bersifat short course maupun yang bersifat pendidikan akademik hingga menjangkau seluruh wilayah Indonesia;
   3. mitra 500 dan 7000 juga dapat menjadi tempat pendafataran untuk program PJJ, sebagai simpul atau pusat sumber belajar maupun menjadi tempat pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh P4TK melalu sistem PJJ;
   4. dapat tergabung dengan SEA EduNet sehingga dapat menjalin kemitraan yang lebih erat juga dengan institusi lain di Asia Tenggara.

jenis - jenis Wireless Lan

Jenis-jenis antena wireless

1. USB Adapter 20dBm WN422G
TPLink TL-WN422G adalah USB adapter yang digunakan untuk menangkap signal radio wi-fi (hotspot zone). Biasa digunakan untuk menguatkan signal wifi bawaan Notebook

2. Omni TP-Link 12 dBi
Antena Omni ini memiliki Gain sinyal 12dBi dengan tipe omni directional yang bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Cocok untuk hotspot sekala sedang


3. Antena Grid TP-Link 24 dBi
Antena ini memiliki penguatan sinyal 24dBi yang bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Produk ini berkualitas tinggi tapi dengan harga yang relatif murah.

4. Feed Horn Antena Grid
Feed horn ini biasa di gunakan untuk antena grid 24dbi 2.4Ghz

5. BlueLink BL-R30G

AP Router, Client dan Repeater ataupun point to point suport POE Cocok di pasangkan dengan berbagai antena client seperti antena yagi, Grid dll...

6. CPE 5.8Ghz 350 mW
W-LAN Outdoor Application(all in one): 18dBi Patch Antenna & Attached Plastic Housing + 802.11a AP PCBA

7. Bullet M2Hp 600 mW
100Mbps+ Speed with no Special Antenna Required

8. Paket Brige 0-5 Km LOCO
Brige kit NanoStation 2 Loco - outdoor 2.4 GHz CPE. 8 dBi antenna

9. Paket RT RW NET Murah OEM
Paket Untuk membangun rt rw net dengan hasil yg maximal dan biaya yg terjangkau. Langsung bisa bisnis rt rw net di daerah anda.

10. Antena Grid RMI 25dBi
High-Performance Reflector Grid Wi-Fi Antenna provides 25 dBi gain with an 8 degree beam-width for long-range highly directional applications.

11. Konektor N-Female Kotak
jenis konektor ini biasa untuk konektor antena Wajan Bolic, waveguide , omni dll

12. Konektor N-Male
jenis konektor ini biasa untuk pigtail atau sambungan ke antena dengan konektor N-Female

13. Antena Omni Taiwan 12 Db
Antenna ini merupakan produk import unggulan OEM kami, terbuat dari tembaga pilihan dengan pelapis perak, sehingga memiliki performa yang bagus. Bisa digunakan untk berbagai macam aplikasi.

Kamis, 28 Januari 2010

apa itu LAN??
Lan merupakan salah satu jenis jaringan yang di dapat dari jenis jaringan secara geografis....
Lan juga merupakan jaringan yang bersifat internal dan biasanya milik pribadi dalam suatu tempat yang maksimalnya hanya beberapa kilometer saja.
lan dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik yaitu ukuran, teknologi transmisi dan topologinya.
Lan seringkali menggunakan teknologi transmisi kabel tunggal. Lan tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/dtk) dgn delay.

Sabtu, 23 Januari 2010

WLan / Jaringan lokal nirkabel


Jaringan lokal nirkabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media tranmisinya: link terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar. Area dapat berjarak dari ruangan tunggal ke seluruh kampus. Tulang punggung jaringan biasanya menggunakan kable, dengan satu atau lebih titik akses jaringan menyambungkan pengguna nirkabel ke jaringan berkabel.
LAN nirkabel adalah suatu jaringan nirkabel yang menggunakan frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat komputer dan akhirnya titik akses yang merupakan dasar dari transiver radio dua arah yang tipikalnya bekerja di bandwith 2,4 GHz (802.11b, 802.11g) atau 5 GHz (802.11a). Kebanyakan peralatan mempunyai kualifikasi Wi-Fi, IEEE 802.11b atau akomodasi IEEE 802.11g dan menawarkan beberapa level keamanan seperti WEP dan atau WPA.

Sejarah

WLAN diharapkan berlanjut menjadi sebuah bentuk penting dari sambungan di banyak area bisnis. Pasar diharapkan tumbuh sebagai manfaat dari WLAN diketahui. Frost & Sullivan mengestimasikan pasar WLAN akan menjadi 0,3 miiyar dollar AS dalam 1998 dan 1,6 milyar dollar di 2005. Sejauh ini WLAN sudah di-install in universitas-universitas, bandara-bandara, dan tempat umum besar lainnya. Penurunan biaya dari peralatan WLAN jugahas membawanya ke rumah-rumah. Namun, di Inggris UK biaya sangat tinggi dari penggunaan sambungan seperti itu di publik sejauh ini dibatasi untuk penggunaan di tempat tunggu kelas bisnis bandara, dll. Pasar masa depan yang luas diramalkan akan pulih, kantor perusahaan dan area pusat dari kota utama. Kota New York telah memulai sebuah pilot program untuk menyelimuti seluruh distrik kota dengan internet nirkabel. Perangkat WLAN aslinya sangat mahal yang hanya digunakan untuk alternatif LAN kabel di tempat dimana pengkabelan sangat sulit dilakukan atau tidak memungkinkan. Seperti tempat yang sudah dilindungi lama atau ruang kelas, meskipun jarak tertutup dari 802.11b (tipikalnya 30 kaki.) batas dari itu menggunakan untuk gedung kecil. Komponen WLAN sangat cukup mudah untuk digunakan di rumah, dengan banyak di set-up sehingga satu PC (PC orang tua, misalnya) dapat digunakan untuk share sambungan internet dengan seluruh anggota keluarga (pada saat yang sama tetap kontrol akses berada di PC orang tua). Pengembangan utama meliputi solusi spesifik industri and protokol proprietary, tetapi pada akhirn 1990-an digantikan dengan standar, versi jenis utama dari IEEE 802.11 (Wi-Fi) (lihat artikel terpisah) dan HomeRF (2 Mbit/s, disarankan untuk rumah, antahberantahdi Inggris ). Sebuah alternatif ATM-seperti teknologi standar 5 GHz, HIPERLAN, sejauh ini tidak berhasil di pasaran, dan dengan dirilisnya yang lebih cepat 54 Mbit/s 802.11a (5 GHz) dan standar 802.11g (2.4 GHz), hampir pasti tidak mungkin.

Kekurangan

Masalah kurangnya keamanan dari hubungan nirkabel telah menjadi topik perdebatan. Sistem keamanan yang digunakan oleh WLAN awalnya adalah WEP, tetapi protokol ini hanya menyediakan keamanan yang minimum dikarenakan kekurangannya yang serius. Pilihan lainnya adalah WPA, SSL, SSH, dan enkripsi piranti lunak lainnya.

Keamanan

Pada jaringan kabel, satu dapat sering, pada beberapa derajat, akses tutup ke jaringan secara fisik. Jarak geografi dari jaringan nirkabel akan secara signifikan lebih besar lebih sering daripada kantor atau rumah yang dilingkupi; tetangga atau pelanggar arbritrary mungkin akan dapat mencium seluruh lalu lintas dan and mendapat akses non-otoritas sumber jaringan internal sebagaimana internet, secara mungkin mengirim spam or melakukan kegiatan illegal menggunakan IP address pemilik, jika keamanan tidak dibuat secara serius.
Beberapa advocate akan melihat seluruh titik akses tersedia secara terbuka available untuk umum, dengan dasar bahwa semua orang akan mendapat manfaat dari mendapat ketika berlalu lintas online.

Mode dari operation

Peer-to-peer atau mode ad-hoc Mode ini adalah metode dari perangkat nirkabel untuk secara langsung mengkomunikasikan dengan satu dan lainnya. Operasi di mode ad-hoc memolehkan perangkat nirkabel dengan jarak satu sama lain untuk melihat dan berkomunikasi dalam bentuk peer-to-peer tanpa melibatkan titik akses pusat. mesh Ini secara tipikal digunakan oleh dua PC untuk menghubungkan diri, sehingga yang lain dapat berbagi koneksi Internet sebagai contoh, sebagaimana untuk jaringan nirkabel. Jika kamu mempunyai pengukur kekuatan untuk sinyal masuk dari seluruh perangkat ad-hoc pegukur akan tidak dapat membaca kekuatan tersebut secara akuratr, dan dapat misleading, karena kekuatan berregistrasi ke sinyal terkuat, seperti computer terdekat.

Titik Akses / Klient

Paling umum adalah titik akses melalui kabel ke internet, dan kemudian menghubungi klien nirkabel (tipikalnya laptops) memasuki Internet melalui titik akses. Hampir seluruh komputer dengan kartu nirkabel dan koneksi kabel ke internet dapat di-set up sebagai Titik Akses, tetapi sekarang ini satu dapat membeli kotak bersangkutan dengan murah. Kotak-kotak ini biasanya berbentuk seperti hub atau router dengan antena, jembatan jaringan nirkabel atau jaringan ethernet kabel. Administrasi dari titik akses (sepeti setting SSID, memasang enkrypsi, dll) biasanya digunakan melalui antarmuka web atau telnet. Jaringan rumah tipikalnya mempunyai sebuah akses stand-alone tersambung kabel misalnya melalui koneksi ADSL, sementara hotspots dan jaringan profesional (misalnya menyediakan tutup nirkabel dalam gedung perkantoran) tipikalnya akan mempunyai titik akses banyak, ditempatkan di titik strategis.

Sistem Distribusi Nirkabel

Ketika sulit mendapat titik terkabel, hal itu juga mungkin untuk memasang titik akses sebagai repeater.

Stasiun Pengamatan

Beberapa kartu jaringan nirkabel dapat diset up untuk to memonitor sebuah jaringan dengan menghubungkan ke titik akses atau berkomunikasi sendiri. Hal ini dapat digunakan untuk membersihkan penciuman-activitas teks, atau to enkripsi crack.


sumber : Wikipedia